Jumat, 30 September 2011

Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan


A. Pengertian
Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjdinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dlam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).









Susunan Sistem Perkemihan
Sistem perkemihan terdiri dari:
 a) dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin,
b) dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih),
c) satu vesika urinaria (VU), tempat urin dikumpulkan, dan
d) satu urethra, urin dikeluarkan dari vesika urinaria.

B. Bagian-bagian Sistem Perkemihan

1. Ginjal (Ren)
Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen,terutama di daerah lumbal di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra thorakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis ke-3. Dibungkus lemak yang tebal. Bentuk ginjal seperti biji kacang. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri, karena letak hati yang menduduki ruang lebih banyak. Panjang ginjal pada orang dewasa 6-7,5 cm, tebal 1,5-2,5 cm, dan berat sekitar 140 gr. Pada bagian atasnya terdapat kelenjar adrenalin.
a.       Fungsi ginja
Fungsi ginjal adalah:
1)      Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun,
2)      Tempat mengatur air
3)      Mempertahankan suasana keseimbangan cairan,
4)      Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan
5)      Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan amoniak.

Fascia Renalis terdiri dari:
Fascia renalis terdiri dari a) fascia (fascia renalis), b) Jaringan lemak peri renal, dan c) kapsula yang sebenarnya (kapsula fibrosa), meliputi dan melekat dengan erat pada permukaan luar ginjal



b.      Struktur Ginjal
Atas yang lebar pada urine nervus/nefron. Dari sini tubulus berjalan berkelok-kelok dan setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa, terdapat cortex renalis di bagian luar, yang berwarna cokelat gelap, dan medulla renalis di bagian dalam yang berwarna cokelat lebih terang dibandingkan cortex. Bagian medulla berbentuk kerucut yang disebut pyramides renalis, puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis.
Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus.. Pelvis renalis berbentuk corong yang menerima urin yang diproduksi ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga calices renalis majores yang masing-masing akan bercabang menjadi dua atau tiga calices renalis minores.
Struktur halus ginjal terdiri dari banyak nefron yang merupakan unit fungsional ginjal jumlahnya sekitar 1.000.000 pada setiap ginjal. Nefron terdiri dari : Glomerulus, tubulus proximal, ansa henle, tubulus distal dan tubulus urinarius.
Setiap nefron dimulai sebagai berkas kapiler (badan malphigi/glomelurus) yang tertanam dalam ujung sebagian lurus. Bagian pertama berkelok-kelok dan sesudah itu terdapat sebuah simpa yang disebut simpar henle. Kemudian, tubulus itu berkelok-kelok lagi, disebut kelokan kedua atau tubulus distal, yang bersambung dengan tubulus penampung yang berjalan melintasi korteks dan medulla, lalu berakhir di salah satu piramidalis.
c.       Proses pembentukan urin
      Tahap pembentukan urin                                                          
1. Proses Filtrasi ,di glomerulus
Terjadi penyerapan darah, yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowmen yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke tubulus ginjal. cairan yang di saring disebut filtrate gromerulus.
2. Proses Reabsorbsi
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glikosa, sodium, klorida, fospat dan beberapa ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif (obligator reabsorbsi) di tubulus proximal. sedangkan pada tubulus distal terjadi kembali penyerapan sodium dan ion bikarbonat bila diperlukan tubuh. Penyerapan terjadi secara aktif (reabsorbsi fakultatif) dan sisanya dialirkan pada papilla renalis.
3. Proses sekresi.
Sisa dari penyerapan kembali yang terjadi di tubulus distal dialirkan ke papilla renalis selanjutnya diteruskan ke luar.
d.      Pendarahan di ginjal

Arteri renalis membawa darah murni dari aorta abdominalis ke ginjal. Cabang arteri memiliki banyak ranting di dalam ginjal menjadi arteriola aferen serta masing-masing membentuk simpul dari kapiler-kapiler di dalam salah satu badan malphigi, yaitu glomerulus. Arteriola aferen membawa darah dari glomerulus, kemudian dibagi ke dalam jaringan peritubular kapiler. Kapiler ini menyuplai tubulus dan menerima materi yang direabsorbsi oleh struktur tubular. Pembuluh eferen menjadi arteriola eferen yang bercabang-cabang membentuk jaringan kapiler di sekeliling tubulus uriniferus. Kapiler ini bergabung membentuk vena renalis yang membawa darah dari ginjal ke vena kava interior. Kapiler arteriola eferen lainnya membentuk vasa vecta yang berperan dalam mekanisme konsentrasi ginjal.

e.       Persarafan Ginjal
Ginjal mendapatkan persarafan dari fleksus renalis(vasomotor). Saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal.
2. Ureter
Ureter merupakan saluran retroperitoneumyang menghubungkan ginjal dengan kandung kemih. Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke vesika urinaria. Panjangnya ± 25-30 cm, dengan penampang 0,5 cm. Pada awalnya ureter berjalan melalui fasia gerota dan kemudian menyilang muskulus psoas dan pembuluh darah iliaka komunis. Ureter berjalan sepanjang sisi posterior pelvis, dibawah pasdefrent dan memasuki basis vesika pada trigonum. Pasokan darah ureter berasal dari pembuluh darah renalis, gonad, aorta, iliaka komunis dan iliaka interna. Susunan saraf otonom pada dinding ureter memberikan aktivitas peristaltic, dimana kontraksi berirama berasal dari pemacu proksimal yang mengendalikan transport halus dan efisien bagi urine dari pelvis renalis ke kandung kemih.
Lapisan dinding ureter terdiri dari:
a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
b. Lapisan tengah lapisan otot polos
c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa

3. Vesika Urinaria (Kandung Kemih)
Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini berbentuk seperti buah pir (kendi).  Kandung kemih terletak didalam pangul besar, didepan isi lainya, dan di belakang simpisis kubis. Pada bayi letaknya lebih tinggi bagian terbawah adalah basis sedangkan bagian atas adalah fundus. Puncaknya mengarah kedepan bawah dan ada di belakang simpisis.
Dinding kandung kemih terdiri atas lapisan serus sebelah luar, lapisan berotot, lapisan submukosa, dan lapisan mukosa dari epithelium transisional. Tiga saluran bersambung dengan kandung kemih. Dua ureter bermuara secara oblik disebelah basis, letak oblik menghindakan urine mengalir kembali kedalam ureter. uretra keluar dari kandung kemih sebelah depan. Daerah segitiga antara dua lubang ureter dan uretra disebut segitiga kandung kemih (trigono vesica urinarius). Pada wanita kandung kemih terletak diantara simfisis kubis, uterus, dan vagina. Dari uterus, kandung kemih dipisahkan oleh lipatan peritoneu ruang oterovesical atau ruang douglas.
4. Uretra
Uretra adalah saluran yang berjalan dari leher kandung kemih ke lubang luar, dilapisi oleh membrane mukosa yang bersambung dengan membrane yang melapisi kandung kemih. Meatus urinarius terdiri dari serabut otot melingkar, mmbentuk sfingter uretra. Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada vesika urinaria yang berfungsi menyalurkan air kemih ke luar.
Pada laki-laki panjangnya kira-kira 13,7-16,2 cm, terdiri dari:
a. Urethra pars Prostatica
b. Urethra pars membranosa ( terdapat spinchter urethra externa)
c. Urethra pars spongiosa.
Urethra pada wanita panjangnya kira-kira 3,7-6,2 cm (Taylor), 3-5 cm (Lewis). Sphincter urethra terletak di sebelah atas vagina (antara clitoris dan vagina) dan urethra disini hanya sebagai saluran ekskresi.
Dinding urethra terdiri dari 3 lapisan:
a. Lapisan otot polos, merupakan kelanjutan otot polos dari Vesika urinaria.   Mengandung jaringan elastis dan otot polos. Sphincter urethra menjaga agar urethra tetap tertutup.
b. Lapisan submukosa, lapisan longgar mengandung pembuluh darah dan saraf.
c. Lapisan mukosa.

5. Urin (Air Kemih)
Sifat fisis air kemih, terdiri dari:
a.       Jumlah ekskresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari pemasukan (intake) cairan   dan faktor lainnya.
b.       Warna, bening kuning muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.
c.       Warna, kuning tergantung dari kepekatan, diet obat-obatan dan sebagainya.
d.      Bau, bau khas air kemih bila dibiarkan lama akan berbau amoniak.
e.       Berat jenis 1,015-1,020.
f.       Reaksi asam, bila lama-lama menjadi alkalis, juga tergantung dari pada diet (sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam).
Komposisi air kemih, terdiri dari:
a.       Air kemih terdiri dari kira-kira 95% air.
b.      Zat-zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein, asam urea, amoniak dan kreatinin.
c.       Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fospat dan sulfat.
d.      Pagmen (bilirubin dan urobilin).
e.       Toksin.
f.       Hormon.
6. Proses perkemihan
Mikturisi ialah proses pengosongan kandung kemih setelah terisi dengan urin. Mikturisi melibatkan 2 tahap utama, yaitu:
a.       Kandung kemih terisi secara progresif hingga tegangan pada dindingnya meningkat melampaui nilai ambang batas (Hal ini terjadi bila telah tertimbun 170-230 ml urin), keadaan ini akan mencetuskan tahap ke 2.
b.      Adanya refleks saraf (disebut refleks mikturisi) yang akan mengosongkan kandung kemih.
Pusat saraf miksi berada pada otak dan spinal cord (tulang belakang) Sebagian besar pengosongan di luar kendali tetapi pengontrolan dapat di pelajari “latih”. Sistem saraf simpatis : impuls menghambat Vesika Urinaria dan gerak spinchter interna, sehingga otot detrusor relax dan spinchter interna konstriksi. Sistem saraf parasimpatis: impuls menyebabkan otot detrusor berkontriksi, sebaliknya spinchter relaksasi terjadi MIKTURISI (normal: tidak nyeri).

7. Ciri-Ciri Urin Normal
Urine terdiri atas air, urea, dan natrium klorida. Ureum merupakan hasil akhir metabolisme protein dan berasal dari asam amino dalam hati yang mencapai ginjal. Kandungan ureum normal dalam darah 30-100 cc, namun tergantung dari jumlah protein yang dimakan dan fungsi hati dalam pembentukan ureum. Keratinin adalah hasil buangan metabolisme protein dalam otot. Produk metabolisme mencangkup benda-benda purin, oksalat, fosfat, dan sulfat.
Rata-rata dalam satu hari 1-2 liter, tapi berbeda-beda sesuai dengan jumlah cairan yang masuk. Warnanya bening oranye tanpa ada endapan, baunya tajam, reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6 dan BJ berkisar antara 1010-1025.

DAFTAR PUSTAKA

Guyton dan Hall. 2007. Buku Ajar FISIOLOGI KEDOKTERAN Edisi II. Jakarta: EGC
Pearce, Efelin C. 2006. Anatomi dan fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Syaifuddin. 1997. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta: EGC
Dr.Nursalam,M.Nurs. 2006. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta: Salembar Medika











Tidak ada komentar:

Posting Komentar