- Definisi
Diabetes melitus (DM) adalah keadaan hiperglikemia kronik
di sertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang
menimbulkan berbagai komplikasi kronk pada mata, ginjal saraf dan pembuluh
darah, di sertai lesi pada membran baslis dalam pemeriksaan dengan mikroskop
elektron. (Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1, 1999, 580)
Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara
genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya
toleransi karbohidrat. (Patofisiologi Konsep Klinis Proses – proses Penyakit,
1995, 1111)
- Anatomi fisiologi pankreas
Pankreas merupakan organ tubuh yang terletak di
retroperitonial di samping lambung. Dengan panjang 10 – 20 cm dan lebar 2,5 – 5 cm. Mempunyai 2
fungsi yaitu sebagai organ eksokrin dan organ endokrin.
Pulau – pulau langerhans yang menjadi sistem
endokrinologik dari pankreas tersebar tersebar di seluruh pankreas tetapi berat
semuanya hanya 1 – 3 % dari berat total pankreas. Jumlah semua pulau langerhans
di pankreas di –perkirakan antara 100.000 – 2.500.000.
Dalam tubuh manusia normal pulau – pulau langerhans
terdiri dari 3 jenis sel yaitu :
a.
Sel – sel a (alfa), jumlahnya sekitar 20 – 40 %, memproduksi glukagon yang menjadi
faktor hiperglikemik dari pankreas endokrin, yaitu suatu hormon yang mempunyai
anti insulin like activity.
b.
Sel – sel b (beta), jumlahnya sekitar 60 – 80 %, menghasilkan insulin.
c.
Sel sel d (delta), jumlahnya sekitar 5 – 15 % , menghasilkan
somastostasin.
- Etiologi
Dengan kemajuan yang telah dicapai di bidang – bidang
patologi, biokimia dan imunologi telah ditemukan beberapa etiologi yang
berhubungan dengan diabetes melitus. Etiologi diabetes melitus ini dapat kita
bagi dalam 2 golongan besar, yaitu :
a.
Faktor genetik
Faktor keturunan pada diabetes melitus
sudah lama diketahui tetapi bagaimana terjadi transmisi – transmisi dari
seorang penderita ke keluarga lain belum di ketahui. Ada yang mengatakan
bahwa ini diturunkan secar resesif dan
secara over dominant.
b.
Faktor non
genetik
1)
Infeksi
2)
Nutrisi
a)
Obesitas
b)
Mal nutrisi
protein
c)
Alkohol
3)
Stress
4)
Obat – obat,
bersipat sitotoksik terhadap sel –sel beta dan yang mengurangi sekresi insulin.
5)
Penyakit –
penyakit endokrin (hormonal).
6)
Penyakit –
penyakit pankreas.
- Patofisiologi
Pada orang dengan metabolisme normal, gula darah dapat
dipertahankan 70 – 110 mg/dalam dalam kondisi makanan yang berbeda. Pada orang
non diabetik, setelah makan kadar gula darah akan naik 120 – 140 mg/dl dan
untuk mengembalikan ke keadaan semula dikeluarkan hormon insulin yang akan
memfasilitasi glukosa dari darah masuk ke dalam sel untuk digunakan sebagai
energi atau disimpan sebagai cadangan di dalam hati dan sel – sel otot.
Pada orang yang mengidap penyakit diabetes melitus akan
terjadi penurunan sekresi hormon insulin yang menyebabkan menurunnya penggunaan
glukosa oleh sel tubuh sehingga konsentrasi gula dalam darah meningkat,
meningkatnya mobilisasi lemak dalam tubuh dari tempat penyimpanannya dan
terjadi katabolisme protein dalam jaringan tubuh.
Manifestasi klinis yang dijumpai adalah sebagai berikut :
a.
Meningkatnya
gula darah menyebabkan osmolalitas cairan ekstra sel meningkat sehingga cairan
berpindah dari intra sel ke ekstra sel. Hal ini akan menyebabkan :
1)
Volume cairan
intra sel menurun, sel dehidrasi dan menimbulkan rangsangan ke pusat rasa haus
di hipothalamus yang menyebabkan indivdu mengalami keinginan untuk minum secara
terus – menerus (Polidipsi).
2)
Volume ekstra
sel meningkat sehingga GER meningkat yang menyebabkan filtrat glomerulus
bertambah. Konsentrasi glukosa dalam filtrat melewati ambang ginjal terhadap glukosa (180 mg %) sehingga
tidak semua glukosa pada filtrat diabsorpsi. Sehingga filtrat masih mengandung
glukosa. Osmolalitas filtarat menjadi tinggi yang akan menghalangi absorpsi air
pada tubulus sehingga jumlah urine yang terbentuk meningkat (Poliuri). Tubuh
kan banyak kehilangan cairan dan menyebabkan timbulnya rasa haus.
b.
Menurunnya
pengambilan glukosa oleh sel menyebabkan :
Sel
mangalami kelaparan yang meranmgsang pusat rasa lapar di hipothalamus dan
induvidu merasa lapar dan ingin makan yang terus menerus (poliphagi), Juga akan
menyebabkan menurunnya pembentukan energi
sehingga individu merasa lemas.
c. Bergesernya metabolisme karbohidrat ke
metabolisme lemak sebagai somber energi menyebabkan kadar asam asetoasetat,
asam hidrosibuirat dan aceton dalam darah meningkat dan dapat menimbulkan
asidosis.
d. Meningkatnya metabolisme lemak dalam darah
menyebabkan asam lemak bebas dalam sirkulasi meningkat, akan mengurangi lapisan
lemak tubuh, ditambah dengan meningkatnya pelepasan asam amino dari sel otot
akan menyebabkan menurunnya berat badan.
e. Karena blukosa tidak dapat masuk ke dalam
sel akibat kekurangan insulin, ada upaya untuk merubah glukosa menjadi fruktosa
dengan zat antara sorbitol dalam lensa yang menimbulkan katarak, pada saraf
meniumbulkan neuropati akibat perubahan biokimiawi dalam jaringan saraf yang
mengganggu aktivitas metabolik sel schwan dan menyebabkan kerusakan akson
kemudian merusak saraf perifer, mati rasa pada perifer sehingga resiko tinggi
akan terjadinya luka.
5. Klasifikasi
Menurut WHO Ekpert Committee 1985
a. Clinical classes
1) Diabetes melitus
-
Type
I
-
Type
II
2) Impaired Glucose Tolerance
- Obese
- Non obese
- Associated with certain cpnditions and
syndromes
3) Gestasional Diabetes Melitus
b. Statistical Classes
1) Privious abnormality of glucose intolerance
Tidak ada komentar:
Posting Komentar