Rabu, 21 September 2011

DM


  1. Definisi
Diabetes melitus (DM) adalah keadaan hiperglikemia kronik di sertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronk pada mata, ginjal saraf dan pembuluh darah, di sertai lesi pada membran baslis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron. (Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1, 1999, 580)
Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat. (Patofisiologi Konsep Klinis Proses – proses Penyakit, 1995, 1111)

  1. Anatomi fisiologi pankreas
Pankreas merupakan organ tubuh yang terletak di retroperitonial di samping lambung. Dengan panjang  10 – 20 cm dan lebar 2,5 – 5 cm. Mempunyai 2 fungsi yaitu sebagai organ eksokrin dan organ endokrin.
Pulau – pulau langerhans yang menjadi sistem endokrinologik dari pankreas tersebar tersebar di seluruh pankreas tetapi berat semuanya hanya 1 – 3 % dari berat total pankreas. Jumlah semua pulau langerhans di pankreas di –perkirakan antara 100.000 – 2.500.000.
Dalam tubuh manusia normal pulau – pulau langerhans terdiri dari 3 jenis sel yaitu :
a.       Sel – sel  a (alfa), jumlahnya sekitar 20 – 40 %, memproduksi glukagon yang menjadi faktor hiperglikemik dari pankreas endokrin, yaitu suatu hormon yang mempunyai anti insulin like activity.
b.      Sel – sel  b (beta), jumlahnya sekitar 60 – 80 %, menghasilkan insulin.
c.       Sel sel d (delta), jumlahnya sekitar 5 – 15 % , menghasilkan somastostasin.

 
  1. Etiologi
Dengan kemajuan yang telah dicapai di bidang – bidang patologi, biokimia dan imunologi telah ditemukan beberapa etiologi yang berhubungan dengan diabetes melitus. Etiologi diabetes melitus ini dapat kita bagi dalam 2 golongan besar, yaitu :
a.       Faktor genetik
Faktor keturunan pada diabetes melitus sudah lama diketahui tetapi bagaimana terjadi transmisi – transmisi dari seorang penderita ke keluarga lain belum di ketahui. Ada yang mengatakan bahwa  ini diturunkan secar resesif dan secara over dominant.
b.      Faktor non genetik
1)      Infeksi
2)      Nutrisi
a)      Obesitas
b)      Mal nutrisi protein
c)      Alkohol
3)      Stress
4)      Obat – obat, bersipat sitotoksik terhadap sel –sel beta dan yang mengurangi sekresi insulin.
5)      Penyakit – penyakit endokrin (hormonal).
6)      Penyakit – penyakit pankreas.

  1. Patofisiologi
Pada orang dengan metabolisme normal, gula darah dapat dipertahankan 70 – 110 mg/dalam dalam kondisi makanan yang berbeda. Pada orang non diabetik, setelah makan kadar gula darah akan naik 120 – 140 mg/dl dan untuk mengembalikan ke keadaan semula dikeluarkan hormon insulin yang akan memfasilitasi glukosa dari darah masuk ke dalam sel untuk digunakan sebagai energi atau disimpan sebagai cadangan di dalam hati dan sel – sel otot.
Pada orang yang mengidap penyakit diabetes melitus akan terjadi penurunan sekresi hormon insulin yang menyebabkan menurunnya penggunaan glukosa oleh sel tubuh sehingga konsentrasi gula dalam darah meningkat, meningkatnya mobilisasi lemak dalam tubuh dari tempat penyimpanannya dan terjadi katabolisme protein dalam jaringan tubuh.
Manifestasi klinis yang dijumpai adalah sebagai berikut :
a.       Meningkatnya gula darah menyebabkan osmolalitas cairan ekstra sel meningkat sehingga cairan berpindah dari intra sel ke ekstra sel. Hal ini akan menyebabkan :
1)      Volume cairan intra sel menurun, sel dehidrasi dan menimbulkan rangsangan ke pusat rasa haus di hipothalamus yang menyebabkan indivdu mengalami keinginan untuk minum secara terus – menerus (Polidipsi).
2)      Volume ekstra sel meningkat sehingga GER meningkat yang menyebabkan filtrat glomerulus bertambah. Konsentrasi glukosa dalam filtrat melewati ambang  ginjal terhadap glukosa (180 mg %) sehingga tidak semua glukosa pada filtrat diabsorpsi. Sehingga filtrat masih mengandung glukosa. Osmolalitas filtarat menjadi tinggi yang akan menghalangi absorpsi air pada tubulus sehingga jumlah urine yang terbentuk meningkat (Poliuri). Tubuh kan banyak kehilangan cairan dan menyebabkan timbulnya rasa haus.
b.           Menurunnya pengambilan glukosa oleh sel menyebabkan :
Sel mangalami kelaparan yang meranmgsang pusat rasa lapar di hipothalamus dan induvidu merasa lapar dan ingin makan yang terus menerus (poliphagi), Juga akan menyebabkan menurunnya pembentukan energi  sehingga individu merasa lemas.
c.       Bergesernya metabolisme karbohidrat ke metabolisme lemak sebagai somber energi menyebabkan kadar asam asetoasetat, asam hidrosibuirat dan aceton dalam darah meningkat dan dapat menimbulkan asidosis.
d.      Meningkatnya metabolisme lemak dalam darah menyebabkan asam lemak bebas dalam sirkulasi meningkat, akan mengurangi lapisan lemak tubuh, ditambah dengan meningkatnya pelepasan asam amino dari sel otot akan menyebabkan menurunnya berat badan.
e.       Karena blukosa tidak dapat masuk ke dalam sel akibat kekurangan insulin, ada upaya untuk merubah glukosa menjadi fruktosa dengan zat antara sorbitol dalam lensa yang menimbulkan katarak, pada saraf meniumbulkan neuropati akibat perubahan biokimiawi dalam jaringan saraf yang mengganggu aktivitas metabolik sel schwan dan menyebabkan kerusakan akson kemudian merusak saraf perifer, mati rasa pada perifer sehingga resiko tinggi akan terjadinya luka.
5.      Klasifikasi
Menurut WHO Ekpert Committee 1985
a.       Clinical classes
1)      Diabetes melitus
-        Type I
-        Type II
2)  Impaired Glucose Tolerance
-     Obese
-     Non obese
-     Associated with certain cpnditions and syndromes
3)    Gestasional Diabetes Melitus
b.      Statistical Classes
1) Privious abnormality of glucose intolerance



Tidak ada komentar:

Posting Komentar